Loading...
world-news

UNIVERSITAS PADJADJARAN - SASTRA ARAB


Akreditasi

A

Strata

S1

Perminatan

SAINTEK

Website

http://sastraarab.fib.unpad.ac.id/

Sekilas Tentang SASTRA ARAB

SEJARAH

Jurusan Sastra Arab dibuka pada Oktober 1964, tujuh tahun setelah berdirinya Universitas Padjajaran (pada 11 September 1957); enam tahun setelah berdirinya Fakultas Sastra (1 November 1958). Kehadirannya diprakarsai oleh Prof. Muhsin, S.H. (alm) sebagai upaya untuk menjawab tuntutan pentingnya pengembangan keilmuan bahasa Arab pada jenjang perguruan tinggi umum (universitas) pada saat itu. Usaha tersebut membuahkan hasil dengan terbitnya Surat Keputusan dari Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.

Dengan diterbitkannya surat keputusan tersebut, Jurusan Sastra Arab resmi menjadi Jurusan ketiga di lingkungan Fakultas Sastra (saat ini Fakultas Ilmu Budaya), setelah dibukanya Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Sastra Daerah, dan sebelum dibukanya Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Jurusan Sejarah, Jurusan Bahasa dan Sastra Perancis, Jurusan Antropologi (saat ini di bawah pengelolaan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik), Jurusan Bahasa dan Sastra Jepang, Jurusan Bahasa dan Sastra Rusia, serta Jurusan Bahasa dan Sastra Cina (saat ini dihapuskan). Jurusan Sastra Arab dibuka di tahun yang sama dengan dibukananya Jurusan Bahasa dan Sastra Jerman.

Pada saat dibuka pertama kali, jurusan Sastra Arab telah menarik minat calon mahasiswa. Hal ini terbukti dengan kenyataan bahwa dari kuota 40 mahasiswa yang disediakan saat itu telah diminati oleh tidak kurang dari 120 peserta pendaftar. Dari keempat puluh mahasiswa yang diterima tersebut, dua di antaranya adalah mahasiswi non-muslim. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran Sastra Arab merupakan kebutuhan masyarakat, tidak hanya dari kalangan muslim tetapi juga non muslim.

Angkatan pertama Jurusan Sastra Arab tersebut ternyata kurang berjalan mulus. Hanya 28 (+ 50%) mahasiswanya yang dapat menyelesaikan hingga Sarjana Muda / Bachelor of Art (B.A.) dan hanya 4 di antaranya yang berhasil menyelesaikan hingga akhir studi, sarjana penuh dengan gelar Doktorandus (Drs.), yaitu: Drs. Ahmad, Drs. Asep UMS, Drs. M.B. Hidayatullah, dan Drs. Anas S. Melalui usaha keras keempat lulusan pertama inilah, dan selanjutnya diteruskan oleh murid-muridnya, Jurusan Sastra Arab berkembang setahap demi setahap hingga mencapai kemajuannya saat ini.

Dalam perjalanan panjangnya, Jurusan Sastra Arab telah mengalami banyak suka-duka. Kehadiran, perkembangan, dan puncak-puncak keberhasilannya hingga dirasakan sekarang merupakan kegembiraan yang tak ternilai, sebagai hasil usaha yang tak kenal lelah dari para guru berdedikasi tinggi yang diteruskan oleh semangat para murid pemegang estafet pada generasi selanjutnya. Hal ini bukan tanpa rintangan dan tentu saja tidak mudah. Pada masa-masa awal perjalanannya, Jurusan Sastra Arab pernah hampir-hampir dibubarkan karena kekurangan tenaga ahli yang mampu mendukung eksistensinya sebagai lembaga akademik profesional. Pengakuan bahasa Arab sebagai bahasa Agama Islam tidak serta merta mempermudah tersedianya tenaga ahli di bidang bahasa Arab, karena masih mempersyaratkan profesionalisme dan kompetensi akademik. Oleh sebab itu, pada masa-masa sulit itu keberadaan Jurusan ini turut ditopang oleh beberapa tenaga ahli dari luar keilmuan bahasa Arab yang mampu mengelolanya secara profesional.

Pada periode-periode awal, tahun 1964 hingga 1973, pengelolaan Jurusan Sastra Arab masih melibatkan tenaga ahli dari luar keilmuan bahasa Arab, baik sebagai Ketua Jurusan maupun sekretarisnya. Mereka yang berjasa yaitu Prof. Muhsin S.H., dosen IKIP, alumni Pesantren Sukamiskin (Pendiri); Drs Muchtar, Drs. Sofyan Zakaria, dan Drs. Emuh H.S. dari Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia; serta Drs. Nazarudin dari Jurusan Sastra Inggris. Baru setelah tahun 1974 Jurusan Sastra Arab benar-benar dikelola oleh ketua yang berasal dari lulusan Sastra Arab sendiri, yaitu Drs. Ahmad Taj, setelah beliau menjabat sebagai Sekretaris Jurusan pada periode sebelumnya. Setelah itu, ketua dan sekretaris Jurusan dijabat secara berkesinambungan oleh para ahli lulusan Sastra Arab.

LAB
  • LAB BAHASA
PROGRAM STUDI

VISI

Menjadi program studi unggul dalam penyelenggaraan pendidikan yang mendapat pengakuan internasional di bidang bahasa, sastra, dan kebudayaan Arab pada tahun 2026, adaptif terhadap perubahan dalam bidang budaya yang terjadi serta memiliki kecerdasan dalam membangun jiwa kewirausahaan.

MISI

  1. Menyelenggarakan dan melaksanakan pengelolaan Program Studi Sastra Arab secara efektif, efisien, dan akuntabel dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat serta berdaya saing nasional dan internasional.
  2. Melaksanakan pendidikan secara efektif dan berkoordinasi dengan lembaga terkait di lingkungan dan di luar Universitas Padjadjaran untuk menghasilkan lulusan yang berkemampuan tinggi dalam penguasaan ilmu bahasa, sastra, dan budaya Arab.
  3. Menyelenggarakan penelitian yang berorientasi kepada produk dengan tetap berlandaskan etika/moral ilmiah-religius.
  4. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dengan memanfaatkan keilmuan dalam bidang bahasa, sastra, dan budaya Arab secara konsisten dan berkesinambungan serta memperhatikan aspek tanggung jawab, untuk menghasilkan lulusan yang bertaraf internasional dengan tetap berlandaskan etika/moral ilmiah-religius.
  5. Membentuk insan akademik yang mandiri, berjiwa wirausaha, serta menjunjung tinggi keluhuran budaya lokal, dan budaya nasional dalam keragaman budaya dunia.

TUJUAN

  1. Terselenggaranya Program Studi Sastra Arab yang profesional dan akuntabel dalam pelaksanaan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat serta berdaya saing nasional dan internasional.
  2. Terlaksananya pendidikan yang efektif dan terkoordinasi dengan lembaga terkait di lingkungan dan di luar Universitas Padjadjaran untuk menghasilkan lulusan yang berkemampuan tinggi dalam penguasaan ilmu bahasa, sastra, dan budaya Arab.
  3. Dihasilkannya produk-produk penelitian bidang bahasa, sastra, dan budaya Arab yang berlandaskan etika/moral ilmiah-religius.
  4. Didapatkannya manfaat keilmuan dalam bidang bahasa, sastra, dan budaya Arab untuk pengabdian kepada masyarakat secara konsisten dan berkesinambungan dengan memperhatikan tanggung jawab dihasilkannya lulusan dengan daya saing internasional berlandaskan etika/moral ilmiah-religius.
  5. Terbentuknya insan akademik yang mandiri, berjiwa wirausaha, serta menjunjung tinggi keluhuran budaya lokal dan budaya nasional dalam keragaman budaya dunia.